Al-Qur’an
merupakan wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Nabi
Muhammad SAW. Selain tentang tauhid, hukum-hukum,
dan kisah-kisah, al-Qur’an menyimpan banyak hal menarik di dalamnya. Dari
sekian banyak bukti-bukti empiris tentang kebenaran al-qur’an, masih banyak
rahasia-rahasia dalam al-qur’an yang mungkin belum bisa terpecahkan. Prediksi
tentang beberapa kejadian di masa depan termaktub dalam al-Qur’an. Hal ini
termasuk fakta-fakta sains dalam al-Qur’an yang memperkuat kenyataan bahwa
al-Qur’an benar-benar didesain oleh sesuatu yang Maha Hebat dan Maha Mengetahui
atas segala sesuatu yaitu Allah SWT. Banyak sekali bukti-bukti sains yang dibenarkan oleh al Qur’an.
Menurut Harun
Yahya, Al Qur'an adalah firman Allah yang di dalamnya terkandung banyak
sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta ini. Salah satunya adalah fakta
bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi
abad ke-20 ternyata telah dinyatakan Al Qur'an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi,
Al Qur'an tentu saja bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Namun, dalam sejumlah
ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan secara sangat akurat dan
benar yang baru dapat ditemukan dengan teknologi abad ke-20. Fakta-fakta ini
belum dapat diketahui di masa Al Qur'an diwahyukan, dan ini semakin membuktikan
bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
Banyak
ilmuwan-ilmuwan muslim yang telah menunjukkan fakta-fakta ilmiah yang sesuai
dengan ayat-ayat al-Qur’an. Harun Yahya adalah salah seorang yang masyhur
mengungkap rahasia al-Qur’an tentang science baik tentang astronomi,
embriologi, geologi, fisika, biologi, dan lain-lain.
Berikut ini
adalah beberapa bukti kecil dari
kebenaran Al-Qur’an dalam bidang-bidang ilmu sains:
Proses terbentuknya hujan,
merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah
radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan. Pembentukan
hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik
ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat. Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas
dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat
mengenai pembentukan hujan,
"Dialah
Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka,
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
Dalam bidang ilmu astronomi, para
ahli menerangkan pada beberapa puluh tahun yang lalu tentang bagaimana alam
semesta ini terbentuk. Alam semesta pada awalnya adalah satu dan kemudian
terjadilah sebuah ledakan yang maha dahsyat sehingga terbentuklah bintang,
matahari, bumi, dan lain-lain. Pandangan ilmuwan yang demikian dikenal dengan
nama “teori big bang”. Informasi ini telah disampaikan dalam Al-Qur’an
surah Al-Anbiya ayat 30 : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu. Kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka juga tak beriman ?”
Bayangkan
informasi ini yang baru-baru kita ketahui ternyata sudah terdapat di dalam
Al-Qur’an beberapa abad yang lalu. Selain itu menurut para ahli bahwa bumi dan
matahari berjalan dalam porosnya. Hal ini telah di sampaikan Al-Qur’an dalam
surah Al-Anbiya ayat 33 : “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar didalam
garis edarnya”.
Bahkan Edward Harbord yang menemukan teori tentang alam semesta menyatakan bahwa alam semesta sangat luas. Hal ini pun telah terkandung dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 47 :“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Ayat-ayat tersebut diatas telah menjelaskan lebih dahulu mengenai ilmu astronomi sebelum ilmu ini ditemukan dan tentunya telah dibuktikan kebenarannya oleh para ahli sains.
Bahkan Edward Harbord yang menemukan teori tentang alam semesta menyatakan bahwa alam semesta sangat luas. Hal ini pun telah terkandung dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 47 :“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Ayat-ayat tersebut diatas telah menjelaskan lebih dahulu mengenai ilmu astronomi sebelum ilmu ini ditemukan dan tentunya telah dibuktikan kebenarannya oleh para ahli sains.
Penciptaan yang
berpasang-pasangan; "Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."
(Al Qur'an, 36:36) Ilmuwan Inggris, Paul
Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi
Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut
"parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya:
anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi.
Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan
protonnya bermuatan negatif.
Penciptaan
manusia (Embriologi) dan aspek-aspeknya
yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang
diberitakan dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan
menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan
sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang
dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang
biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging".
Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan
carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat
penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. tahap-tahap pembentukan
manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan
penemuan embriologi modern. Firman
Allah:
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
Dua laut bertemu tetapi
tidak bercampur (Teori Tegangan permukaan); pada masa ketika manusia tidak memiliki
pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan,
hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an. Salah satu di antara sekian sifat lautan
yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai
berikut: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing."
(Al Qur'an, Ar-Rohman:19-20)
Sifat
lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini
telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika
yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan
permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat
dinding tipis yang memisahkan mereka.
Sains dan
teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia.
Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains dan
teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk
maju dan modern. Islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk
sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat
Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar
di alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi
untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Ilmu
pengetahuan tanpa Agama adalah Lumpuh, Agama tanpa Ilmu pengetahuan adalah Buta”.
Semua
yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan
pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya
terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan,
yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya.
Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah
perkataan manusia. Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta
segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar