Jumat, 28 Februari 2014

Menuju Qolbun Salim

sebuah riwayat hadist, “…ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat sekerat darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa sekerat darah tersebut adalah hati. (HR. Bukhari Muslim)
Jenis Hati manusia:
1.    Selamat (qolbun salim) : hidupnya selalu penuh dengan zikir dan istighfar, hatinya dihiasi dengan nilai ketaqwaan, dzikir, pembersihan jiwa dan muraqabatullah (sikap hati yang selalu merasa berada dalam pengawasan Allah). Hati seperti ini, insya Allah dapat menangkal segala sifat tidak terpuji. Hati seperti ini sering juga disebut dengan hati yang bersih
2.    Sakit  (qolbun maridh) ;  terdapat keimanan (cinta pada Allah)  tetapi juga cinta hawa nafsu, hati yang memiliki potensi mengikuti hawa nafsu, namun juga masih terdapat jeritan keimanan untuk berbuat kebaikan. Ia berada diantara kebaikan dan keburukan, walaupun pada akhirnya ia harus menentukan pilihan; hitam atau putih.
3.    Mati (qolbun mayyit) ;  selalu dikuasai hawa nafsu, hatinya berlumuran hawa nafsu, terselimuti sifat-sifat tercela. Hati seperti inilah yang kerap kali menjadi mangsa syaitan untuk mengobrak abrik sedikit saja sinar terang yang terdapat di dalamnya. Hati akan lambat laun akan menjadi kelam, seperti malam yang tidak berbulan.
Hati adalah sesuatu yang mudah berubah (inqolab)
Rosulullah mengajarkan  sebuah doa untuk menjaga  keteguhan hati kita , yaitu:  “ Yaa muqalibal qulub tsabit qalbi ‘ala dinika”  artinya; “wahai Allah  Yang Maha membolak-balikan hati,  teguhkanlah hatiku diatas AgamaMu”.
Imam al-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap tuannya.”
Oleh kerena itulah terdapat sebuah ungkapan, bahwa siapa yang mengenal hatinya maka ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, karena betapa banyaknya manusia yang tidak mengenal hatinya sendiri. Lalu Allah menjadikannya seolah dirinya terpisah dari hatinya. Pemisahan ini dapat berbentuk penghalang untuk mengenal dan bermuroqobatullah (selalu dalam pengawasan Allah). Dan atas dasar hal inilah, banyak ulama yang menjadikan ma’rifatul qolb sebagai dasar dan pedoman bagi orang-orang saleh yang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Namun ternyata banyak rintangan untuk mendekatkan hati kepada Sang Pencipta. Karena godaan syaitan sangat luar biasa terhadap diri manusia. Imam Al-Ghazali menggambarkannya dengan sebuah benteng yang dikepung oleh musuh yang berambisi memasuki dan menguasainya. Benteng tersebut sudah barang tentu harus dijaga pintu-pintunya, guna menghindari desakan musuh yang bergerak menyerbunya. Namun orang yang tidak mengetahui pintu-pintunya sudah barang tentu tidak dapat menjaganya.
berikut ini adalah berbagai penyakit yang sering merusak hati;
  •   Selalu ditipu kecemasan
  •   Bila diri sempit hati
  •   Riya’
  •   Dengki
  •   Dendam
  •   Mudah marah
  •   Hati selalu mendorong berbuat ghibah
Bengkel hati; upaya melakukan perbaikan hati melalui berbagai resep di bawah ini:
1.    Mengarahkan hati -Bagaimana caranya:
  • Paksakan diri untuk  berbuat taat
  • Kendalikan hatimu  (banyak mengingat kebaikan x keburukan)
2.    Mengatasi penyakit hati-apa kuncinya:
  • Yakin kepada ketetapan Allah yang  Maha mengatur dan maha kuasa atas segala sesuatu
  • Senantiasa mengingat Allah  dengan berzikir
  •  Tiada henti menata hati, dalam hubungan dengan Rabb dan hubungan dengan manusia serta lingkungan.
3.    Mencari ketetapan Hati
  •    Evaluasi diri dan memilih peran apa yang akan  diambil dalam  hidup ini:
  •    Pada dasarnya manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah
  •    Ikhlas hati,  segala yang dilakukan hanya untuk  mencari ridho Allah SWT
  •    Memperindah Hati
  •    Menghidupkan hati nurani
  •    Senantiasa berzikir, karena zikir  adalah kunci kettenangan hati
4.    Meraih bening hati
Mari senatiasa menjaga dan memelihara hati agar selalu bersih.   Ayat dalam QS As Syura’ 88-89
QS At thalaq  2-3, tentang  rizki yang tidak disangka-sangka.
Sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata hatinya menjadi bening, jernih, bersih, dan     selamat.   Sungguh berbahagia dan menngesankan bagi siapapun kiranya memiliki qolbu  yang tertata, terpelihara, dan teraawat dengan sebaik-baiknya..  dia akan senantiasa  berada dalam kelapangan, ketenangan, ketentaman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini.   Orang yang hatinya bersih akan tercermin pula dari kerapian dan kebersihan di lingkungan disekitarnya.
Menjaga kehormatan diri – caranya;
  •   Jangan pernah berbohong
  •    Jagalah lisan
  •    Jangan sok tahu atau sok pintar
  •    Jangan pernah membocorkan rahasia/amanat
  •    Jangan pernah mengingkari janji
  •    Bisakanlah tepat waktu
  •    Jangan pernah berpikir licik dan serakah
  •    Bersikap transparan
  •     Belajar mengakui kekurangan dgn jujur dan tulus
Sebagai hamba Allah, hendaknya kita memohon dan memasrahkan hati kita kepada Allah, agar hati ini terhindar dari goresan-goresan kemunafikan menuju keikhlasan-Nya yang abadi. Wahai manusia, wahai diri kita, wahai para pemimpin-pemimpin bangsa, marilah kita kembali mengenali hati kita beserta sensitifitasnya, agar kita dapat memiliki hati yang suci (Qolbun salim), sebagai mana nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim serta para nabi-nabi lainnya. … Amin.

sumber:  Rangkuman tausyiah KH. Aa Gym, & Rikza Maulan, Lc., M.Ag.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar