“Setiap
kalian adalah pemimpin dan tiap pemimpin
pasti akan dimintai pertanggungjawabannnya” HR. Bukhori. Jadi tak seorangpun
didunia ini lepas dari tanggung jawab kepemimpinan, paling tidak menjadi
pemimpin bagi dirinya sendiri.
Kepemimpinan
bukan keistimewaan, tetapi tanggung jawab. Ia bukan fasilitas, tetapi
pengorbanan ia juga bukan leha-leha, tetapi kerja keras. Ia juga bukan
kesewenang-wenangan bertindak, tetapi kewenangan melayani. Kepemimpinan adalah
keteladan berbuat dan kepeloporan bertindak.
Dalam Islam
kita mengenal istilah imam atau khalifah yang dijadikan sebagai pemimpin. Imam
bermakna menuju, menumpu, & meneladani.
Sedangkan Khalifah bermakna sebagai pengganti dari belakang (sesudah),
datang sesudah.Seorang pemimpin dapat digambarkan; sekali di depan menjadi
panutan, dan di kali lain belakang
untuk mendorong, mengikuti, kehendak dan arah yang dituju oleh
pimpinannya.
Empat sifat yang harus dipenuhi oleh para pemimpin:
1.
Al Shidiq
– kebenaran & kesungguhan
2.
Al Amanah
– kepercayaan
3.
Al
fathonah – kecerdasan yaitu kemampuan menghadapi & menanggulangi persoalan
4.
At Tabligh
– jujur & bertanggung jawab (keterbukaann).
Kepemimpinan bukan hanya kontrak sosial, tetapi juga ikatan
perjanjian antara dia dengan Allah. Kepemimpinan
menuntut adanya keadilan yang merupakan
lawan sikap aniaya.
Dalam Al Qur’an disebutkan ada 5 sifat pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin
khalifah/imam:
a)
Kesabaran
dan ketabahan
b)
Menunjukkan
jalan kebahagiaan
c)
Memiliki
budi pekerti yang baik (kebajikan)
d)
Rajin
melaksanakan ibadah
e)
Penuh
keyakinan.
“Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami.” (QS.
As Sajdah: 24).
“Kami
telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah
mereka selalu menyembah.” (Q.S
Al Anbiya : 73).
Pemimpin adalah cerminan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah yang memahami
aspirasi masyarakatnya. Pemimpin adalah
hasil kehendak (pilihan) mereka. Dia harus disenangi, atau
sekurang-kurangnya tidak dibenci karena” Siapa yang mengimami (memimpin)
sekelompok manusia (walau) dalam sholat, sedangkan mereka tidak menyenanginya,
maka sholatnya tidak melampai kedua telinganya (tidak diterima Allah).” demikian
sabda Nabi Saw.
Pemimpin
seharusnya memiliki skill kepemimpinan untuk membina orang-orang dibawahnya,
mengatur kehidupan masyarakat yang dipimpinnya dan berjuang demi kesejahteraan
masyarakat, bangsa, dan negara. Seorang
pemimpin bukan hanya siap untuk melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, tetapi
juga mempersiapkan pemimpin
penggantinya. Seorang pemimpin selain menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan,
ia juga harus siap diperintah oleh
rakyatnya dalam hal yang berkaitan dengan kemaslahatan masyarakatnya.
Diantara
deratan calon pemimpin dan caleg kita harus cerdas memilih pemimpin yang benar-benar
mampu mewujudkan perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Jangan hanya menilai berdasarkan
ketenaran dan banyaknya fans,
tetapi juga harus mempertimbangkan
akhlak, karakter dan kemampuan untuk memimpin negeri ini. “Jika suatu urusan diserahkan kepa yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” HR Bukhori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar