Senin, 14 April 2014

Keteladan Pemimpin



Setiap kalian adalah pemimpin dan tiap pemimpin  pasti akan dimintai pertanggungjawabannnya” HR. Bukhori. Jadi tak seorangpun didunia ini lepas dari tanggung jawab kepemimpinan, paling tidak menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.
Kepemimpinan bukan keistimewaan, tetapi tanggung jawab. Ia bukan fasilitas, tetapi pengorbanan ia juga bukan leha-leha, tetapi kerja keras. Ia juga bukan kesewenang-wenangan bertindak, tetapi kewenangan melayani. Kepemimpinan adalah keteladan berbuat dan kepeloporan bertindak.
Dalam Islam kita mengenal  istilah  imam atau khalifah  yang dijadikan sebagai pemimpin. Imam bermakna menuju, menumpu, & meneladani.  Sedangkan Khalifah bermakna sebagai pengganti dari belakang (sesudah), datang sesudah.Seorang pemimpin dapat digambarkan; sekali di depan menjadi panutan,  dan di kali  lain belakang  untuk mendorong, mengikuti, kehendak dan arah yang dituju oleh pimpinannya.
Empat sifat yang harus dipenuhi oleh para pemimpin:
1.      Al Shidiq – kebenaran & kesungguhan
2.      Al Amanah – kepercayaan
3.      Al fathonah – kecerdasan yaitu kemampuan menghadapi & menanggulangi persoalan
4.      At Tabligh – jujur & bertanggung jawab (keterbukaann).
Kepemimpinan bukan hanya kontrak sosial, tetapi juga ikatan perjanjian antara dia dengan Allah.  Kepemimpinan menuntut  adanya keadilan yang merupakan lawan sikap aniaya.
Dalam Al Qur’an disebutkan  ada 5 sifat pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin khalifah/imam:
a)      Kesabaran dan ketabahan
b)      Menunjukkan jalan kebahagiaan
c)      Memiliki budi pekerti yang baik (kebajikan)
d)     Rajin melaksanakan ibadah
e)      Penuh keyakinan. 
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (QS. As Sajdah: 24).
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.” (Q.S Al Anbiya : 73).

Pemimpin  adalah cerminan masyarakat.  Pemimpin yang baik adalah yang memahami aspirasi masyarakatnya.  Pemimpin  adalah  hasil kehendak (pilihan) mereka. Dia harus disenangi, atau sekurang-kurangnya tidak dibenci karena” Siapa yang mengimami (memimpin) sekelompok manusia (walau) dalam sholat, sedangkan mereka tidak menyenanginya, maka sholatnya tidak melampai kedua telinganya (tidak diterima Allah).” demikian sabda Nabi Saw.
Pemimpin seharusnya memiliki skill kepemimpinan untuk membina orang-orang dibawahnya, mengatur kehidupan masyarakat yang dipimpinnya dan berjuang demi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.  Seorang pemimpin bukan hanya siap untuk melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, tetapi juga  mempersiapkan pemimpin penggantinya. Seorang pemimpin selain menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, ia juga harus siap diperintah oleh  rakyatnya dalam hal yang berkaitan dengan kemaslahatan masyarakatnya.   
Diantara deratan calon pemimpin dan caleg kita harus cerdas memilih pemimpin yang benar-benar mampu mewujudkan perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.  Jangan hanya menilai berdasarkan ketenaran  dan banyaknya fans, tetapi  juga harus mempertimbangkan akhlak, karakter dan kemampuan untuk memimpin negeri ini.  Jika suatu urusan diserahkan kepa yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” HR Bukhori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar